Hasto Sengaja Ingin Dipenjara? Kalaupun Harun Masiku berhasil jadi anggota DPR, publik pasti akan ribut karena tidak sesuai aturan. Ini tindakan yang sangat mencolok dan mudah sekali diusut. Apakah Hasto sebodoh itu? Atau memang ada motif lain yang lebih besar? Apakah kalian punya teori lain?

Kasus PAW (Pergantian Antar Waktu) Harun Masiku yang menyeret Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ini memang penuh kejanggalan dan terasa tidak masuk akal. Bagaimana tidak? Hasto sampai diduga menyuap Komisioner KPU Wahyu Setiawan hanya untuk memuluskan Harun Masiku, yang perolehan suaranya di urutan keenam, menjadi anggota DPR.

Berikut kronologinya:

  1. Nazarudin Kiemas Meninggal: Caleg PDIP Dapil Sumsel I, Nazarudin Kiemas, meninggal dunia sebelum pemungutan suara.

  2. Riezky Aprilia Seharusnya Menggantikan: Berdasarkan aturan KPU, Riezky Aprilia (suara terbanyak kedua, 44.402) yang berhak menggantikan

  3. PDIP Ngotot Harun Masiku: Namun, PDIP ingin Harun Masiku (suara keenam, 5.878) yang menjadi anggota DPR.

  4. Hasto Lakukan Berbagai Cara: Hasto diduga melakukan berbagai cara, dari meminta Riezky mundur, judicial review ke MA, sampai menahan surat undangan pelantikan Riezky.

  5. Dugaan Suap ke KPU: Hasto diduga menyuap Komisioner KPU Wahyu Setiawan agar Harun bisa lolos PAW.

Kejanggalan:

  • Tidak Sesuai Aturan: Kalaupun Riezky mundur, yang berhak menggantikan adalah caleg dengan suara terbanyak berikutnya, bukan Harun Masiku yang urutan keenam. Darmadi Djufri, Diah Okta Sari, dan Dody Julianto Siahaan, yang semuanya dari PDIP, suaranya lebih banyak dari Harun.

  • Belum ditemukan dalam sejarah politik Indonesia contoh kasus di mana caleg nomor urut jauh di bawah berhasil menggantikan caleg di atasnya melalui PAW yang tidak sesuai dengan aturan KPU. Kebanyakan yg menggantikan no urut di bawahnya.

  • Sengaja Ingin Dipenjara? Langkah Hasto ini seperti sengaja menjerumuskan dirinya sendiri. Kalaupun Harun berhasil jadi anggota DPR, publik pasti akan ribut karena tidak sesuai aturan. Ini tindakan yang sangat mencolok dan mudah sekali diusut. Apakah Hasto sebodoh itu? Atau memang ada motif lain yang lebih besar?

info tambahan background pendidikan terakhir hasto:

Gelar doktor yang kedua, yang baru saja diraihnya, adalah dalam bidang kajian stratejik dan global, dengan disertasi tentang kepemimpinan strategis dan ketahanan partai